عَنْ عَائِشَةَ - رضي الله عنها- قَالَتْ سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي بَيْتِي هَذَا : ))اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ )) رواه مسلم .
Dari ‘Aisyah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda di rumahku ini: .”Ya Allah…barangsiapa menjadi wali/ berkuasa atas suatu urusan umatku lalu ia mempersulit mereka maka persulitlah ia, dan barangsiapa yang memegang urusan umatku lalu ia lemah-lembut kepada mereka maka lemah lembutlah kepadanya." HR Muslim.
Hadits yang mulia ini mengandung faedah yang besar dan agung, diantaranya:
1. Hadits ini adalah peringatan keras kepada orang-orang yang memiliki wewenang dan kekuasan lalu mempersulit urusan manusia. Mafhum dari hadits: sangat dianjurkan untuk berbuat lembut kepada yang dipimpin.
2. Para ulama berkata: Pemimpin itu adalah seorang yang mengayomi, amanah, senantiasa memperbaiki apa-apa yang dibawah tanggung jawab dan pengawasannya.
3. Wajib atas pemimpin untuk:
· Berbuat adil dan menegakkan kemashlahatan diin serta dunia setiap orang yang ada di bawah pengawasannya.
· memudahkan urusan orang-orang yang dipimpinnya.
· bermuamalah dengan lemah-lembut, memaafkan, mengutamakan peringanan dalam memenuhi hak yang dipimpin, agar mereka tidak mendapatkan kesulitan.
· berbuat kepada yang dipimpin seperti apa yang ia ingin Allah berbuat kepadanya.
4. Kepemimpinan yang dimaksud dalam hadits bersifat umum, baik penguasa wilayah/ bangsa atau seperti dalam rumah tangga, madrasah, dll
5. Doa dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam atas orang-orang yang berbuat kesulitan kepada umatnya, mencakup kesulitan di dunia dan akhirat.
((Rujukan: Syarhul Muslim An-Nawawy, Syarh Ryadhish Shalihin Al-Utsaimin, Syarh Zaadil Mustaqni’ Asy-Syinqithy, Subulus Salam Ash-Shan’any )
0 comments:
Posting Komentar