14/10/11

Taat Kepada Pemimpin = Taat Kepada Rasul = Taat kepada Allah

   عن أَبي هريرة - رضي الله عنه -  قَالَ : قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( مَنْ أطَاعَنِي فَقَدْ أطَاعَ اللهَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللهَ ، وَمَنْ يُطِعِ الأَمِيرَ فَقَدْ أطَاعَنِي ، وَمَنْ يَعصِ الأميرَ فَقَدْ عَصَانِي )) متفقٌ عَلَيْه.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu dia berkata, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: ((Barangsiapa yang mentaatiku maka ia telah mentaati Allah, barangsiapa yang memaksiatiku maka ia telah bermaksiat kepada Allah. Dan barangsiapa yang mentaati Amir (pemimppin) maka ia telah mentaatiku, barangsiapa yang memaksiati Amir maka ia telah memaksiatiku.)) Muttafaqun 'alaih. 

Hadits yang mulia ini mengandung faedah-faedah mulia dan besar, diantaranya:

1. Makna hadits: Ketaatan kepada Rasulullah adalah ketaatan kepada Allah. Kemaksiatan kepadanya kemaksiatan kepada Allah karena Rasulullah adalah yang menghukumi sebagai utusan Allah, yang memperantarai dalam menyampaikan perintah dan larangan-Nya. Barangsiapa yang menaati perintahnya berarti telah menaati perintah Allah. Dan barangsiapa yang memaksiatinya maka ia telah memaksiati perintah Allah.

2.    Demikian pula pemimpin, ia menghukumi dengan syariat Islam sebagai pengganti (wakil) Nabi shalallahu 'alaihi wasallam dalam mengatur urusan umat. Maka, taat kepada yang mewakili dalam menghukumi adalah taat kepada yang diwakili yaitu Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasallam.

3. Termasuk dari ushul (pokok-pokok) akidah Ahlussunnah wal Jama'ah : wajibnya menaati pemimpin kaum muslimin walau dalam perkara yang sulit dan dibenci, selama tidak memerintahkan pada kemaksiatan.

4.  Dan Jika mereka memerintahkan kepada kemaksiatan maka tidak boleh untuk menaatinya sebagai pengamalan firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً ﴿٥٩﴾

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Q.S. An-Nisaa': 59.


5.   Termasuk dari adat jahiliyyah adalah suka memberontak dan tidak taat kepada pemerintah/ pemimpin.

6.   Sebab diperintahkannya menaati ulil amri untuk menjaga persatuan kalimat kaum muslimin dan menyelisihi mereka adalah sebab perpecahan yang akan melemahkan dan merusak tatanan hidup kaum muslimin.

  ( Rujukan : Hasyiah As-Sindi 'alan Nasa'i, Masailul Jahiliyyah, Syarh An-Nawawi 'ala Muslim, Mirqatul Mafatih Mula Ali Qariy, Fathul Bary Ibnu Hajar, Tharhut Tatsrib ))

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes