Seseorang salah dalam urutan wudhu, misalkan : mengusap kepala sebelum membasuh kedua tangannya dalam keadaan ia sadar/ mengetahui, apakah sah shalatnya dengan wudhu (seperti) ini?
Jawab:
Shalatnya tidak sah sebab wudhu seperti ini tidak sah, dari sisi ia memulai dengan mengusap kepala sebelum membasuh kedua tangannya, sedangkan Allah ‘azza wa jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ ﴿٦﴾
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. Q.S. Al-Maaidah: 6.
Dan Nabi – shalallahu ‘alaihi wasallam – berwudhu’ dengan wudhu’ yang berurutan(sesuai ayat). Maka, jika seseorang membalik (urutan) wudhu’nya maka ia telah melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah Allah dan Rasul-Nya atasnya.
Dan telah tetap dari Nabi – shalallahu ‘alaihi wasallam – bahwa Beliau bersabda:
(( مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ علَيْهِ أمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ))
Siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka ia(amalan tersebut) tertolak. (H.R. Muslim, dari ‘Aisyah – radhiallahu ‘anha - )
Yaitu : tertolak atasnya.
Jika wudhu’ itu tertolak maka tidak sah. Dan jika ia shalat dengan wudhu’ ini maka ia telah benar-benar shalat dengan wudhu’ yang tidak sah, sehingga shalatnya tidak diterima sebab Nabi – shalallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
لاَ يَقْبَلُ الله صَلاَةً بِغَيْرِ طُهُورٍ
Allah tidak menerima shalat dengan tanpa bersuci(wudhu).
(H.R. Muslim, dari Ibnu Umar dengan lafazh:لاَ تُقْبَلُ صَلاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ)
(Liqa’atul Baabil Maftuuh, Al-Utsaimin, jilid 1 hal. 26)
0 comments:
Posting Komentar