Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
YA Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk(tunduk), jiwa yang tidak merasa kenyang, dan (aku berlindung) dari doa yang tidak dikabulkan. (Hadits Zaid bin Arqam, riwayat Muslim)
· Asy-Syaikh Muhammad bin Abdurrahman al-Mubarakfury – semoga Allah merahmatinya – berkata:
“Sabdanya:
أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ
Aku berlindung kepadamu dari hati yang tidak khusyuk(tunduk).
Yaitu: (hati) yang tidak tenang dan tenteram mengingat Allah.”
(Tuhfatul Ahwadzy bisyarhi Jami’ at-Tirmidzy, maktabah Syamilah, 9/ 318)
· Asy-Syaikh ‘Ubaidullah bin Muhammal al-Mubarakfury – semoga Allah merahmatinya – berkata:
“(Hati yang tidak khusyuk) yaitu hati yang tidak takut kepada Allah, tidak tunduk untuk mengingat Allah dan menyimak kalam-Nya. Itulah hati yang membatu yang paling jauh dari kehadiran Yang Maha Mengilmui perkara-perkara ghaib.”
(Mir’aatul Mafaatih syarhu Misykaatil Mashaabiih, maktabah asy-Syamilah, 8/ 221)
· Dan sesungguhnya hati itu diciptakan untuk khusyuk(tunduk) kepada Rabbnya, melapangkan dada, dan memasukkan cahaya(hidayah) ke dalamnya.
Jika keadaannya tidak seperti itu, maka hati itu telah keras sehingga wajib untuk memohon perlindungan darinya. Allah Ta’ala berfirman:
فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم ﴿٢٢﴾
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah mengeras(membatu) hatinya
(untuk mengingat Allah). Q.S. Az-Zumar: 22.
(Syarhu Sunan Ibni Majah, Maktabah Syamilah, 1/ 22)
Faedah:
Al-Munawy – semoga Allah merahmatinya – berkata:
“disandingkan (di dalam hadits) antara berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat dengan hati yang tidak khusyuk, mengisyaratkan bahwa ilmu yang bermanfaat mewariskan sifat khusyuk(ketundukan kepada Allah).
(At-Taisir bisyarhil jami’ish shagir, maktabah Asy-Syamilah, 1/ 452)
0 comments:
Posting Komentar