Hikmah ke-11
Seandainya ilmu tanpa amal itu bermanfaat, Allah tidak akan mencela pendeta-pendeta Ahlul Kitab. Dan apabila amal tanpa ikhlas bermanfaat, tidak akan dicela orang-orang munafik.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 59)
Hikmah ke-12
Cekal sejak Awal!
Tepislah sesuatu yang melintas dalam benak! Apabila kamu tidak menghalaunya, ia akan menjadi pikiran.
Usirlah pikiran itu! Jika kamu tidak melakukannya , ia akan menjadi syahwat.
Maka perangilah syahwat itu! Seandainya kamu tidak menangkalnya, ia akan menjadi tekad dan keinginan. Apabila kamu tidak melawannya, ia menjadi perbuatan.
Lalu, jikalau kamu tidak menyelamatkan diri dengan melawannya, ia akan menjadi kebiasaan sehingga sulit untuk kamu meninggalkannya.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 59)
Hikmah ke-13
Mintalah kepada Allah semata
Ketika Adam – ‘alaihissalam – mencari keabadian di dalam surga dari sisi pohon (terlarang), ia malah dikeluarkan darinya.
Ketika Yusuf –‘alaihissalam – meminta jalan keluar dari penjara melalui temannya yang melihat mimpi, ia semakin lama tinggal di dalamnya selama beberapa tahun.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 59)
Hikmah ke-14
Jalan menuju Allah itu tidak dihuni orang-orang yang ragu dan mengikuti syahwat. Bahkan jalan itu ditempati orang-orang yang yakin dan sabar dan mereka di atas jalan tersebut tidak ubahnya rambu-rambu penunjuk arah.
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ ﴿٢٤﴾
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. Q.S. As-Sajdah: 24.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 82)
Hikmah ke-15
Siapa yang berhadats sebelum mengucapkan salam, batal apa yang telah lewat dari shalatnya.
Siapa yang berbuka sebelum matahari tenggelam, puasanya hilang sia-sia.
Siapa yang berbuat jelek di akhir hidupnya, ia menghadap Rabbnya dengan bentuk yang demikian itu.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 92)
Hikmah ke-16
Ats-Tsauriy berkata kepada Ibnu Abi Dzi’b,” Jika kamu bertakwa kepada Allah, manusia akan mencukupkanmu. Apabila kamu bertakwa kepada manusia, mereka tidak akan mencukupimu dari Allah sedikit pun.”
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 81)
Hikmah ke-17
Sulaiman bin Daud berkata,”Kami telah diberi dengan sesuatu yang diberikan kepada manusia dan yang tidak diberikan kepada mereka. kami telah diajarkan sesuatu yang diketahui manusia dan yang tidak mereka ketahui. Lalu, kami tidak menemui sesuatu yang lebih utama daripada takwa kepada Allah di saat sendiri dan ketika terlihat manusia, adil ketika marah dan ridha, dan pertengahan dalam hal kemiskinan dan kekayaan.”
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 81)
Hikmah ke-18
Beramal tanpa ikhlas dan meneladani Rasulullah ibarat musafir yang mengisi kantong perbekalannya dengan pasir, membebaninya dan tidak memberi manfaat kepadanya.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 74)
Hikmah ke-19
Target itu letaknya pertama di dalam takdir terakhir dalam wujud, permulaan dalam pandangan akal dan penghabisan dalam pencapaian.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 74)
Hikmah ke-20
Sebagian ulama berkata,”Apabila Iblis telah mencengkeram anak Adam dengan tiga perkara, ia tidak akan mencari yang lainnya:
1. Jika manusia itu terkagum-kagum(‘ujub) kepada dirinya sendiri.
2. Ia menganggap amalannya telah banyak.
3. Ia lupa akan dosa-dosanya.”
(Abdul ’Aziz As-Salman, Iyqaazhu Ulil Himamil ‘Aliyyah, hal. 20)
0 comments:
Posting Komentar