18/04/12

Sepuluh Hikmah Penting untukmu

Hikmah  ke-1
Siapa yang mengenali dirinya, ia pasti sibuk memperbaiki dirinya dan lalai dari aib-aib manusia. Dan siapa yang mengenal Rabbnya, ia sibuk dengan-Nya dan lupa akan hawa nafsunya.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 85)

Hikmah ke-2
Seberapa banyak hikmah dari ditakdirkannya seorang hamba berbuat dosa. Seberapa besar terkandung kebaikan dan rahmat bagi hamba tersebut ketika bertaubat darinya.
Taubat dari suatu dosa laksana meminum obat bagi orang sakit. Terkadang suatu penyakit itu sebab untuk datangnya kesembuhan.
Terkadang teguran untukmu baik akibatnya,
Dan mungkin sehatnya jasad dikarenakan penyakit.
Seandainya tidak ada ketentuan dosa, bani Adam(manusia) pasti binasa karena sombong(karena merasa tak berdosa).
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 96)

Hikmah ke-3
Siapa yang menghendaki hatinya bersih, maka hendaknya ia mengutamakan Allah dari syahwatnya.
Hati yang terikat dengan syahwat dihalangi dari Allah sesuai kadar keterikatannya dengan syahwat tersebut.
Hati adalah bejana Allah di muka bumi. Dan yang paling dicintai-Nya adalah yang paling belas kasih, kuat, dan paling bersih.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 131)

Hikmah ke-4
Siapa yang menempatkan hatinya di sisi Rabbnya, ia akan tenang dan tenteram. Dan siapa yang mengutus hatinya pada manusia, ia akan guncang dan menguat keresahannya.
kecintaan kepada Allah tidak akan masuk ke dalam hati yang mencintai dunia kecuali seumpamanya onta masuk  ke dalam lubang jarum (yaitu: mustahil, pen).
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 131)

Hikmah ke-5
Jika Allah ingin kebaikan kepada seorang hamba, Dia menjadikannya mengakui perbuatan dosanya dan tidak melihat dosa orang lain. Ia dermawan dengan apa yang ia miliki dan zuhud terhadap milik orang lain serta bersabar atas gangguan.
Dan apabila Allah menghendaki kejelekan kepadanya, Dia balikkan itu semua atasnya.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 133)

Hikmah ke-6
Pilar-pilar kekafiran(al-kufr) ada empat: sombong (al-kibr), dengki(al-hasad), marah(al-gadhab), dan syahwat.
Sombong mencegah dari ketundukan(al-inqiyad). Dengki merintangi dari menerima dan melaksanakan nasehat. Marah menangkal keadilan. Syahwat melarang dari meluangkan waktu untuk ibadah.
Jika tiang kesombongan roboh maka mudah atasnya untuk tunduk. Apabila runtuh pilar hasad, tidak sulit baginya untuk menerima dan mengamalkan nasehat. Jika jatuh tonggak kemarahan, pasti mudah untuknya berbuat adil dan rendah hati(tawadhu’). Dan kalau tumbang sendi syahwat, tidak berat untuknya berperilaku sabar, menjaga kehormatan, dan beribadah.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 196)

Hikmah ke-7
Manusia yang paling bermanfaat bagimu adalah seseorang yang menempatkanmu di dalam dirinya sehingga kamu menanam kebaikan di dalamnya atau kamu berbuat baik kepadanya. Sesungguhnya orang ini senikmat-nikmat penolong untuk kemanfaatan dan kesempurnaanmu.
Dan sejelek-jelek manusia untukmu adalah yang menguatkan dirinya atasmu sehingga kamu bermaksiat kepada Allah karenanya. Sesungguhnya dia penolong kepada kejelekan dan kehinaanmu.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 233)

Hikmah ke-8
Laba terbesar di dunia adalah Anda menyibukkan diri di setiap waktu dengan sesuatu yang lebih utama dan lebih bermanfaat baginya di tempat kembalinya(yakni: di akhirat, pen.)
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 58)

Hikmah ke-9
Kehilangan waktu lebih dahsyat dari maut. Karena, lenyapnya waktu akan memutusmu dari Allah dan negeri Akhirat sedangkan maut memotongmu dari dunia dan penghuninya.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 58)

Hikmah ke-10
Makhluk itu, jika kamu takut kepadanya, kamu merasa tidak tenang dan menghindar darinya.
Adapun Rabb Yang Maha Tinggi, apabila kamu takut kepada-Nya, kamu merasa akrab dan mendekat kepada-Nya.
(Ibnul Qayyim, Al-Fawaid, hal. 58)





0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes