Saya seorang pemuda yang sering merasakan waswas dari syaithan. Apa yang harus saya lakukan untuk mengusirnya?
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan – semoga Allah menjaganya – menjawab:
“Waswas syaithan itu diusir dengan beristi’adzah(memohon perlindungan) kepada Allah dari syaithan dan tidak berpaling kepada rasa waswasnya.
Dan waswas itu tidak akan memudharatkan seseorang, selama ia tidak mengucapkannya. Sehingga, wajib atas muslim untuk menjauhi dan meninggalkannya serta tidak berpaling kepadanya. Dan ia memohon perlindungan (isti’adzah)kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk.”
Dan dalam pertanyaan lain:
Saya seorang pemudi berusia dua puluh tahun, seorang mukmin walillahil hamd. Permasalahan waswas dan mendekati kegilaan telah melelahkan saya dari penyakit jiwa yang telah berlangsung selama tiga atau empat tahun ini. Sedangkan saya tidak berhasil untuk menepisnya. Saya ingin bertanya:
Apakah Allah menguasakan syaithan yang terkutuk ini atas hamba-hamba-Nya sebagai ujian bagi mereka atau bagaimana? Bagi yang tidak mampu mengusirnya, apa yang harus ia lakukan? Kami memohon nasehat.
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan – semoga Allah menjaganya – menjawab:
“Hakekatnya, waswas itu adalah penyakit berbahaya, ia termasuk tipu daya syaithan kepada bani Adam. Ia (syaithan) menghendaki untuk menyempitkan, menyesatkan, dan menyibukkan manusia dari melakukan ketaatan kepada Rabb mereka.
Oleh karena ini, Allah telah memerintahkan kepada Nabi-Nya – shalallahu ‘alaihi wasallam – untuk memohon perlindungan dari perasaan waswas ini. Dan Dia telah menurunkan satu surat lengkap dalam masalah itu.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ﴿١﴾ مَلِكِ النَّاسِ ﴿٢﴾ إِلَهِ النَّاسِ ﴿٣﴾ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴿٤﴾ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ﴿٥﴾ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ ﴿٦﴾
001. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
002. Raja manusia.
003. Sembahan manusia.
004. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
005. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
006. dari (golongan) jin dan manusia. Q.S. An-Naas: 1 – 6.
Sehingga, syaithan itu memberikan rasa waswas kepada bani Adam dan terlebih kepada orang-orang mukmin. Namun, itu bisa diobati dengan dua hal:
1. Seorang mukmin tidak berpaling kepada perasaan waswas ini, bahkan berpaling darinya dengan sebenar-benarnya. Sebab, itu dari syaithan dan tidak memudharatkannya.
2. Ia menyibukkan diri dengan berdzikir kepada Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Karena, apabila seorang mukmin sibuk berdzikir kepada Allah, syaithan pasti menjauh darinya. Oleh sebab itu, Allah Ta’ala berfirman tentangnya(syaithan):
الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴿٤﴾
004.(bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
Yaitu: ia memberi waswas kepada hamba Allah ketika lalai dari berdzikir kepada Allah. Dan ia bersembunyi – yaitu menjauh – darinya, sewaktu hamba itu berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Oleh karenanya, Dia menyifatinya dengan waswas(bisikan) yang bersembunyi.
Dan yang saya nasehatkan kepada penanya dan yang semisalnya, untuk ia mengamalkan dua perilaku berikut ini:
Pertama: tidak berpaling kepada waswas ini, dan tidak memperhatikan serta terpengaruh kepadanya, yang dengan itu akan hilang waswas tersebut darinya, dengan ijin Allah. Sebab, seandainya manusia memberi perhatian dan berpaling kepadanya, waswas itu akan bertambah dan syaithan akan semakin kokoh darinya.
Kedua: memperbanyak berdzikir kepada Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi, membaca Al-Qur’an, dan isti’adzah (memohon perlindungan) kepada Allah dari (godaan) syaithan serta membaca ayat kursi dan mu’awwidzatain (surat Al-Falaq dan An-Naas). Dan ia terus mengulang-ulang hal tersebut. Dengan ini, akan hilang waswas tersebut, dengan ijin Allah.
(Al-Muntaqa min Fatawa al-Fauzan)
0 comments:
Posting Komentar