Aku menasehati sebagian wanita – semoga Allah
memberi hidayah kepada kami dan mereka – lalu dibantah dengan ucapan “Bagimu
agamu dan bagiku agamaku!”. Apakah perkataannya ini boleh? Bagaimana cara
menasehati mereka?
Asy-Syaikh Ibnu Baz – semoga Allah merahmatinya
– menjawab:
“Ini tidak boleh. Perkataan ini termasuk
kesombongan dari menerima nasehat, yaitu “Tidak ada kuasa kalian atasku!”. Ini
keliru dan perkataan ini diucapkan Nabi – shalallahu ‘alaihi wasallam – kepada orang
kafir “Bagimu agamamu, bagiku agamaku!”. Ucapan ini ditujukan bagi orang-orang
kafir.
Adapun muslim dan muslimah maka agama mereka
adalah satu: mengesakan dan menaati Allah. Maka, tidak boleh dikatakan “bagimu
agamamu, bagiku agamaku!” kecuali bagi orang-orang kafir. Sebagaimana perkataan
Nabi – shalallahu ‘alaihi wasallam – kepada orang-orang Quraisy dan penyembah
berhala,”Bagimu agamamu, bagiku agamaku” seperti apa yang datang di awal surat
Al-Kafiruun:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾
001. Katakanlah: "Hai orang-orang yang
kafir,
002. aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Q.S. Al-Kaafiruun: 1 – 2.
Sedangkan mereka mengibadahi berhala-berhala,
adapun Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wasallam – menyembah Allah(semata).
Maka, tidak boleh mengucapkan kepada saudaranya
(seiman) “Bagimu agamamu, bagiku agamaku”. Agama kita satu dan perkataan ini
keliru.
Apabila ia dinasehati hendaknya mengatakan “Jazakallahu
khairan(semoga Allah membalas kebaikan kepadamu), semoga Allah menolongku?!”
, “Jazakallahu khairan, doakan semoga Allah membimbingku?!”.
Jika dikatakan padanya: “Saudaraku, jagalah shalat berjama’ah?!”, “Wahai
saudaraku berbaktilah kepada kedua orangtuamu dan hindarilah perbuatan ghibah(menggunjing)
dan namimah(mengadu domba)?!”, jawablah dengan ucapan “Jazakallahu
khairan(semoga Allah membalas kebaikan kepadamu), semoga Allah menolongku?!”
Janganlah ia berkata “Bagimu agamamu, bagiku
agamaku!”. Ini keliri. Ini kesombongan. Kita memohon keselamatan kepada Allah.”
0 comments:
Posting Komentar