28/02/12

Menegakkan Shalat dengan Lahir dan Batin

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as-Salman – semoga Allah merahmatinya – berkata:
“Ketahuilah – semoga Allah memberikan taufik kepada kami dan kepadamu – bahwa shalat adalah tiang agama dan bangunan Islam yang termulia setelah dua kalimat syahadat.
Dan posisinya di dalam agama seperti kedudukan kepala pada jasad. Maka, sebagaimana tidak ada kehidupan bagi yang tidak memiliki kepala, demikian itu pula tidak ada agama bagi yang tidak ada shalat padanya.
Semoga Allah menjadikan kami dan kalian termasuk orang-orang yang menjaga shalat, yang khusyu’ di dalamnya, senantiasa di atasnya dan menegakkannya.
Allah – Jalla wa ‘Ala – berfirman:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ ﴿٤٥﴾
Dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Q.S. Al-Ankabuut: 45.

Dan Allah yang Maha Mulia berfirman:
الم ﴿١﴾ ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٢﴾
 الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ ﴿٣﴾
001. Alif Laam Miim.
002. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
003. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib dan mendirikan shalat.
Q.S. Al-Baqarah: 1 – 3.

Dan Allah berfirman:
مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ﴿٣١﴾
Dengan inabah (kembali bertaubat) kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Q.S. Ar-Ruum: 31.
Maka:
·         Inabah adalah kembali kepada Allah.
·         Takwa yaitu mengikuti perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
·         Menegakkan shalat yaitu melaksanakannya sesuai dengan apa yang Allah perintahkan kepadanya.
Allah Jalla wa ‘Ala berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ﴿١﴾ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ ﴿٢﴾
001. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
002. (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya,

Sampai dengan firman-Nya:
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ ﴿٩﴾
009. dan orang-orang yang memelihara shalat-shalatnya.
Q.S. Al-Mukminuun: 1 – 9.

Dan Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat shalatku.
(Hadits Malik ibnul Huwairits, riwayat al-Bukhari)

Sehingga, seseorang yang shalat dengan ittiba’ (mengikuti) dan iqtida’ (mencontoh) Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wasallam – sesuai dengan penukilan para ulama yang terdahulu dan terakhir adalah: yang shalatnya terhitung di sisi Allah dari kalangan orang-orang yang menegakkan dan menjaga shalat.
Dan amalan shalat itu memiliki bentuk yang lahiriah dan hakekat batiniah, yang ia (shalat) tidak akan lengkap dan sempurna kecuali dengan menegakkan keduanya.
Adapun bentuk shalat secara lahiriah yaitu: berdiri, membaca (Al-Fatihah atau surat), rukuk, sujud, dan yang semisal itu dari tugas-tugas dalam shalat secara zhahir.
Adapun hakekatnya yang batiniah, seperti: khusyu’, ikhbat (merendahkan diri), hati yang hadir, dan keikhlasan yang sempurna serta merenungi dan memahami makna-makna bacaan (dalam shalat), makna-makna tasbih dan yang semisal itu dari tugas-tugas shalat secara batin.
Maka, bentuk lahiriah shalat adalah pemeliharaan (tugas-tugas) badan dan anggota badan. Adapun batin dari shalat adalah penjagaan (amalan-amalan) hati.
(Iyqazh Ulil Himamil ‘Aliyyah li Ightinamil Ayyaamil Khaliyah, Abdul Aziz as-Salman, hal. 155 – 154)




0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes