Dari Abu Musa a’-Asy’ariy – semoga Allah meridhainya – beliau berkata: “Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
(( المَرْءُ مَعَ مَنْ أحَبَّ ))
Seseorang bersama orang yang ia cintai (di Akhirat). H.R. Bukhari dan Muslim.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sady – semoga Allah merahmatinya – berkata:
“Hadits ini (terkandung) di dalamnya:
Anjuran untuk menguatkan kecintaan kepada para rasul dan mengikuti mereka sesuai dengan tingkatan mereka.
Dan (terkandung) peringatan dari mencintai musuh mereka, sebab sesungguhnya cinta itu menunjukkan ikatan yang kuat antara yang mencintai dengan yang dicintai, kecocokan dengan akhlaknya, dan meneladaninya. Sehingga ia(cinta) itu menjadi tanda adanya (hal tersebut) itu dan juga pemantik untuk (tejadinya) hal itu.
Dan begitu pula, siapa yang mencintai (sesuatu) karena Allah Ta’ala, maka kecintaannya itu sendiri adalah termasuk hal yang mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah. Karena, sesungguhnya Allah Maha Bersyukur, akan memberi kepada seorang yang mendekatkan diri (kepada-Nya) dengan suatu yang lebih besar – berlipat ganda – berdasarkan (tingkatan) usahanya.
Dan termasuk rasa syukur-Nya Ta’ala(kepada hamba yang mendekatkan diri kepada-Nya): mengikutkannya dengan orang yang ia cintai walau sedikit amalannya. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم
مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً ﴿٦٩﴾
Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Q.S. An-Nisaa’: 69.
Oleh sebab ini, Anas (bin Malik) berkata:
“Tidaklah kami bergembira seperti kegembiraan dengan sabda Beliau: “Seseorang bersama dengan yang ia cintai (pada hari Kiamat).”
Dia (Anas) berkata: “Maka, aku mencintai Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakr, dan Umar. Dan aku berharap semoga aku bersama mereka (di akhirat).”
Dan Allah Ta’ala berfirman:
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ﴿٢٣﴾
(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya. Q.S. Ar-Ra’d: 23.
Dan Allah Subhanahu berfirman:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ ﴿٢١﴾
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Q.S. Ath-Thuur: 21.
Dan ini sesuatu yang kasat mata lagi teruji, jika seorang hamba mencintai pelaku kebaikan, kamu melihatnya bergabung dengan mereka, bersemangat untuk menjadi semisal mereka.
Dan jika mencintai ahli kejelekan, ia pasti bergabung bersama mereka dan melakukan amalan sesuai amalan mereka.
Dan Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
«المَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ ، فَلْيَنْظُرْ أحَدُكُم مَنْ يُخَالِلْ»
Seseorang di atas agama teman dekatnya, maka lihatlah kepada siapa kalian berteman!
( H.R. Abu Daud, dan dishahihkankan oleh Syaikh Al-Albany dan Syaikh Muqbil)
Dan sabdanya:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ يَبِيْعَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً
وَ مَثَلُ الْجَلِيسِ السَّوْءِ كَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
Dan permisalan teman duduk yang baik seperti penjual minyak wangi, baik ia akan memberimu (minyak wangi) atau menjualnya kepadamu, atau kamu mendapati aroma yang harum darinya.
Dan permisalan teman duduk yang jelek seperti pandai besi, baik ia akan membakar bajumu atau kamu mendapati bau busuk darinya.
(H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan jika ini terjadi dalam kecintaan antara makhluk satu dengan lainnya, lalu bagaimana dengan seseorang yang mencintai Allah dan mengedepankan kecintaan kepada-Nya di atas segala sesuatu?
Maka, ia benar-benar bersama Allah dan mendapatkan kedekatan yang sempurna dari-Nya, yaitu kedekatan al-muhibbin(para pecinta Allah) dan Allah senantiasa bersamanya, sebab:
إِنَّ اللّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ ﴿١٢٨﴾
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Q.S. An-Nahl: 128.
Dan jenis kebaikan yang tertinggi adalah mencintai Yang Maha Pemurah Maha Dermawan lagi Maha Penyayang, dengan kecintaan yang diiringi ma’rifah (pengetahuan) tentang-Nya.
Maka, kita memohon kepada Allah untuk ia memberi rezeki kecintaan kepada-Nya, mencintai amalan yang mendekatkan diri kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pemberi lagi Maha Dermawan.
Dan dengan (pertolongan) Allah semata datangnya taufik.”
(Bahjaatu Quluubil Abraar, As-Sa’dy, hal. 147 -148)
0 comments:
Posting Komentar